Kamis, 13 Februari 2014

ekskresi biologi kelas XI


Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahapan sebagai berikut:
1) Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga memudahkan proses penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses infiltrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2) Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan lainnya berlangsung secara transpor aktif.
Proses penyerapan air juga terjadi di dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung Henle, khususnya ion natrium.
Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer.
3) Augmentasi (Penambahan)
Urine sekunder selanjutnya masuk ke tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di dalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh. Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Urine mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin C, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam.




Penyakit-penyakit dalam sistem ekskresi

1.       Radang paru-paru (pneumonia)
a.       Penyebab:
i.                     Bakteri

Bakteri adalah penyebab paling umum dari pneumonia dapatan masyarakat (CAP), dengan Streptococcus pneumoniae berhasil diisolasi dalam hampir 50% kasus yang ada. Bakteri lain yang umum diisolasi mencakup termasuk: Haemophilus influenzae dalam 20% kasus, Chlamydophila pneumoniae dalam 13% kasus, dan Mycoplasma pneumoniae dalam 3% kasus, Staphylococcus aureus, Moraxella catarrhalis,  Legionella pneumophila dan Basilus gram-negatif.

ii.                   Virus

Virus bertanggungjawab atas sekitar sepertiga kasus pneumonia pada orang dewasa dan sekitar 15% kasus pada anak-anak. Agen yang biasanya terkait mencakup: rhinovirus, coronavirus, virus influenza,virus sinsitium pernapasan (RSV), adenovirus, dan parainfluenza.

iii.                  Fungi

Pneumonia jamur jarang dijumpai, namun lebih sering muncul pada individu yang menderita sistem kekebalan lemah akibat AIDS, obat penekan kekebalan, atau masalah medis lainnya. Jenis ini paling sering disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, blastomyces, Cryptococcus neoformans, Pneumocystis jiroveci, dan Coccidioides immitis.

iv.                 Parasit

Beragam parasit dapat memengaruhi paru-paru, termasuk: Toxoplasma gondii, Strongyloides stercoralis,Ascaris lumbricoides, dan Plasmodium malariae.

v.                   Idiopatik

b.      Organ yang diserang:
Paru-paru.

c.       Teknologi kedokteran untuk mengobati:
i.                     Antivirus.
ii.                   Antibiotik.

d.      Sumber:
i.                     http://id.wikipedia.org/wiki/Radang_paru-paru

2.       Hepatitis
a.       Penyebab:

i.                     Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
ii.                   Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
iii.                  Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
iv.                 Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
v.                   Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
vi.                 Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. Namun belum terlalu diketahui.
vii.                Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
·         Virus Mumps
·         Virus Rubella
·         Virus Cytomegalovirus
·         Virus Epstein-Barr
·         Virus Herpes

b.      Organ yang diserang:
Hati

c.       Teknologi kedokteran untuk mendiagnosa:

i.         Pemeriksaan darah

ii.       Biopsi

iii.      Penapisan

d.      Sumber:
i.                     http://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis

3.       Jerawat
a.                   Penyebab:
i.                     Produksi minyak berlebihan
Jerawat tidak selalu muncul karena kotor, melainkan lebih disebabkan faktor dari dalam tubuh. Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceus gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Penyebab jerawat yang paling umum adalah hormon, tumpukan minyak atau sebum di kulit berkolaborasi dengan bakteri.

ii.                   Sel-sel kulit mati

Umumnya, jerawat dsebabkan oleh kelebihan kelenjar minyak karena giat diproduksi hormon androgen. Jerawat timbul karena kelenjar minyak yang berlebih tersebut bercampur dengan sel kulit mati. Ketika sel-sel kulit itu bercampur dengan jumlah debu atau kotoran yang sudah meningkat itu, campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang menjadi bintik hitam atau putih. Banyak yang beranggapan, bahwa jerawat hanya menyerang muka, tetapi jerawat bisa juga menyerang bagian tubuh lain, seperti di bagian punggung, dada dan lengan atas.

iii.                  Bakteri

Yang membuat masalah semakin rumit, bakteri biasanya ada di kulit, yang disebut p.acne, yang cenderung berkembang biak di dalam kelenjar sebaceous yang tersumbat, yang menghasilkan zat-zat yang menimbulkan iritasi daerah sekitarnya. Kelenjar tersebut terus membengkak, dan mungkin akan pecah, kemudian menyebarkan radang ke kulit daerah sekitarnya.  Inilah yang menyebabkan jerawatbatu jenis yang paling mungkin, yaitu meninggalkan pigmentasi jangka panjang dan bekas luka seperti cacar yang permanen.

iv.                 Kosmetik

Penyumbatan pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan kosmetik yang mengandung banyak minyak atau penggunaan bedak yang menyatu dengan foundation. Foundation yang terkandung pada bedak menyebabkan bubuk bedak mudah menyumbat pori-pori.[6]

v.                   Obat-obatan

Konsumsi obat kortikosteroid, baik oral (obat minum) maupun topical (obat oles), yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, juga meningkatkan potensi timbulnya jerawat karena aktivitas bakteri patogen yang meningkat.[6]

vi.                 Telepon Genggam

Permukaan telepon genggam bisa jadi media subur untuk tumbuhnya bakteri. Untuk mencegahnya, bersihkan permukaan telepon secara rutin dengan alkohol, dan usahakan jangan menempelkan telepon genggam ke pipi ketika menelepon.

vii.                Stres

Sebenarnya, stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat. Masalahnya, ada hormon tertentu yang keluar saat seseorang stres, yang memungkinkan tumbuhnya jerawat. Tak hanya itu, stres membuat orang tersebut mempunyai pola makan yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan manis dan berlemak, sebagai "pelarian" dari stres.
b.                  Organ yang diserang:
Kulit

c.                   Cara mencegah:
i.                     Kulit wajah harus selalu bersih saat istirahat di rumah.
ii.                   Jangan memecahkan jerawat dan jangan sering di sentuh.
iii.                  Hindari pemakaian kosmetika rias saat tidur.
iv.                 Kebutuhan pembersih bagi kulit kering berbeda dengan kulit berminyak atau kulit normal, demikian juga sebaliknya.
v.                   Membersihkan wajah pada sore hari berbeda dengan pada pagi hari.


d.                  Cara mengatasi:
i.         Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil airnya.
ii.       Tambahkan cuka apel sedikit dan campur hingga rata.
iii.      Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
iv.     Setelah kering, bersihkan dengan air.
v.       Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.
e.               Sumber:

4.       Gagal ginjal
a.       Penyebab:
i.                     Diabetes mellitus.
ii.                   Hipertensi.
iii.                  Glomerulonefritis.
iv.                 Mengonsumsi minuman energi, es teh, dan kopi.

b.      Organ yang diserang:
Ginjal

c.       Teknologi kedokteran untuk mengobati:
i.                     Dialisis
ii.                   Tranplatasi ginjal

d.      Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar